Senin, 07 September 2009

Damai di Jalan Yang Aku Hindari

Jalan ini adalah jalan yang sangat istimewa dalam hidupku. Aku melewatinya setiap hari 7 tahun yang lalu. Ada suatu masa yang tak mungkin terulang…..yang kemudian membuatku menghindar dari jalan ini. Aku tidak mau melewati jalan ini lagi, dan kalaupun aku terpaksa melewatinya aku ingin cepat berlalu. Dan aku tidak melewatinya lagi selama kurang lebih empat tahun…


Namun entah apa rencana Allah untukku…Aku mendapatkan pekerjaan yang bertempat persis di seberang jalan yang aku hindari ini…………yang mau tidak mau aku harus lewati, bahkan memandangnya berjam – jam setiap hari. Yang membuatku harus menarik nafas dalam – dalam sambil berkata pada diriku “sudahlah”……. Supaya Kristal – Kristal bening itu tidak jatuh dari mataku…


Hari ini…hari pertama di bulan ramadhan…….aku ingin berdamai dengan diriku sendiri, sepulang kantor aku jalan sendirian ke sebuah toko buku. Beberapa menit sebelum adzan magrib berkumandang aku pulang. Aku menyebrang jalan dan naik sebuah mobil angkot yang masih kosong… beberapa menit kemudian angkot tersebut sudah sampai di jalan yang aku hindari di sebarang kantorku…. Seperti biasa angkot – angkot ngetem di jalan tersebut, menunggu penumpang karena jalan ini banyak penumpang dari stasiun maupun mahasiswa yang pulang kampus. Biasanya ketika angkot yang aku tumpangi ngetem di jalan ini, aku buru – buru turun dan berganti angkot lain…….tapi hari ini aku merasakan sesuatu yang lain dari kebiasaanku…. Aku merasakan sesuatu yang lain yang mengalir dalam hatiku….sesuatu yang damai…. Setelah tujuh tahun aku mengindarinya. Setelah beberapa hari sebelumnya aku teringat es cendol bandung di jalan ini……


Aku diam di dalam angkot yang sedang ngetem, bahkan aku membiarkan angkot ini ngetem berlama – lama dan aku memandang di sekeliling jalan dengan senyum yang tidak aku mengerti…..dan tidak ada lagi yang ingin keluar dari mataku. jalan ini sudah banyak berubah….. namun ada satu hal yang belum berpindah dan berubah….sebuah gerobak es cendol Bandung yang aku ingat beberapa hari yang lalu….heeeem sepertinya enak juga buka dengan es cendol yang sempat aku rindukan……….aku masih ingat tujuh tahun yang lalu aku pernah beli es cendol ini…..


Aku minta ijin sama supir angkot untuk membeli es cendol itu sebentar, dan diapun mengiyakan. Entah kenapa aku sendirian tapi aku beli es cendol dua bungkus…aku buru – buru kembali ke dalam angkot dan membuka es cendol karena adzan sudah berkumandang….baru ada 1 penumpang lagi…ini berarti angkot ini masih akan ngetem…sang supir mulai menyalakan rokoknya, satu hal yang paling aku tidak suka, biasanya aku buru – buru menutup hidungku dengan tissue atau jilbab, atau batuk – batuk sebagi aksi protesku…tapi hari ini aku sungguh ingin berdamai dengan diriku sendiri…aku membiarkanya merokok dan aku meminum es cendol yang tadi aku beli…. Hari ini aku meminum es cendol ini sendirian… Aku baru sadar kalau aku punya dua Es, siapa yg akan meminumnya…?tidak mungkin aku menghabiskannya sendiri……buru – buru aku sodorkan kepada pak supir disampingku, dan dia bilang makasih neng. Dan diapun meminumnya hemmm….tetep manis..tidak ada yang berkurang dan tidak ada yang lebih….


huffff ternyata…semuanya tergantung hati kita….bukan keadaan dan dengan siapa kita…
Ya Allah Tetapkanlah aku dalam keadaan damai seperti hari ini…………………terima kasih ya Allah karena hari ini Engkau telah mengambil perasaan itu kembali dan menggantikannya dengan sebuah kedamaian yang tidak bisa aku beli dimanapun…………..

1 komentar: