Minggu, 26 Juli 2009

Tentang Pacaran

Setiap akhir pekan aku menginap di rumah tanteku, mengahbiskan waktu untuk menemani sepupuku yang paling kecil untuk bermain dan belajar. Waktu itu umurnya baru sekitar lima tahun…usia TK. Aku selalu membacakan cerita untuknya sebelum tidur….

suatu malam seusai aku membacakan cerita dari salah satu seri komik Qur’an, dia bertanya tentang satu hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya….


“mba acy….mba acy…” tanyanya sambil memelukku….”ya” jawabku singkat. “mba acy udah punya pacar belum, kok setiap malem minggu nginep disini?” lanjutnya. Aku Cuma menggeleng sambil tersenyum geli….
“kenapa?” dia bertanya lagi….
“mmmmmm…..tidak apa – apa….emang boleh kita pacaran?” tanyaku kepadanya… dia Cuma mengangkat kedua pundaknya, sepupuku ini memang sudah dewasa sebelum waktunya….hehehe..
“tidak boleh ade….nanti kalau sudah besar dan sudah siap menikah, bolehnya menikah…kalau pacaran itu tidak boleh….ok?”..(Aku harus mengajarkan hal yang benar sejak dini sesuai dengan aturan agama kepadanya, meski aku juga pernah melanggarnya….hehehe…ampuni aku ya Allah…)sesimple mungkin aku menjelaskan dengan bahasa anak – anak kalau pacaran itu tidak di perbolehkan dalam Islam…
Tapi aku sungguh kaget dan geli dengan sanggahan yang di ucapkannya..
“ih…mba acy ketinggalan jaman…ade Indah aja sudah punya pacar…dua lagi, mba Ima juga punya pacar….”
Aku ketawa geli dan terus mendengarkan dia berceloteh
Lalu aku bertanya lagi “emang kalau pacaran itu ngapain sih?”
“ngapain aja… Jalan – jalan kek…ke Mall…Nonton…makan…asal ga gitu – gitu deh” jawabnya sambil menjentikan kedua jarinya membentuk tanda kutip
Aku Cuma geleng – geleng kepala….sambil ketawa kecil…”ga gitu – gitu apa? Tanyaku ngeledek
“aaaah…mba acy….itu tu yang suka ada di sinetron…”
”terus kalau ade pacarannya ngapain?” tanyaku lagi…”mmmm ade punya dua pacar: satu namanya rafi…satu namanya Anggono, kalau rafi ga masuk berarti aku pacaran ama anggono, main ayunan sama main perosotan berdua..makan berdua….jajan berdua”
“hahaha….”aku ga bisa menahan tawa lagi…(pacaran versi anak TK)
Oh my God….
hal yang sama juga aku alami ketika aku mengajar di sentra Imajinasi, anak – anakku (my students) memilih bermain peran ”tentang pacaran” daripada bermain peran tentang banjir waktu itu…tanpa di komando dan tanpa sutradara mereka langsung bermain peran seperti yang mereka lihat di sinetron…wow suatu hal yang membuatku ingin tertawa dan juga prihatin….

Aku jadi teringat di salah satu tema talkshow parenting yang rutin aku dengarkan yang di bawakan oleh ayah Eddy…..”SIAPAKAH IBU DARI ANAK – ANAK ANDA? ANDA ATAUKAH TELEVISI?” kurang lebih itulah tema yang pernah aku dengar. Kadang kita tidak sadar bahwa dirumah kita ada satu benda yang bisa menghibur dan selalu ada untuk anak – anak kita kapanpun mereka minta. Sedangkan sebagian para ibu..(mohon maaf lahir dan bathin) kadang lebih mengutamakan pekerjaan di bandingkan dengan anak – anaknya….


Untuk diriku dan teman – temanku calon ibu……, maupun yang sudah menjadi ibu…jangan biarkan televisi (sinetron terutama) menggantikan peran kita sebagai seorang ibu dan pendidik pertama untuk anak – anak kita tercinta…..agar mereka menjadi pribadi - pribadi yang beraqidah dan berakhlak mulia.....
”Let’s Make Indonesian Strong From Home!” Kalau bukan kita siapa lagi?....Kalau bukan sekarang kapan lagi? (ayah Eddy)

Senin, 06 Juli 2009

Enjoy Our Life

First I was dying to finish my high school and start college
And then I was dying to finish college and start working
Then I was dying to marry and have children
And then I was dying for my children
To grow old enough
So I could go back to work
But then I was dying to retire
And now I am dying…
And suddenly I realized
I forgot to live

To make money we lose our health,
And then to restore our health we lose our money…
We live as if we are never going to die,
And we die as if we never lived..
taken from Dewi Mutia's Note in FB